Disclaimer : Naruto ©Masashi Kishimoto
Last Road To Ninja ©Dandelion
Pair : SasuHina
Genre : Romance/Komedi
Rated : T
Summary
: Desa
Konohagakure, dimana Haruno Kizashi sang pahlawan yang menyelamatkan desa,
Naruto/ Menma yang orang tuanya masih ada. Meninggalkan sebuah kisah kutukan
dari sebuah pertengkaran kecil antara Hyuuga dan Uciha.
Happy
Reading minna.. ^^
xXx
Pemandian Air Panas
Suara gaduh yang
terdengar dari ruangan wanita.
Hinata yang
memperhatikan sepupunya lakukan dan berteriak.
“NEJI NII SAN ..”
Aura membunuh itu membuat Neji bergidik ingin berlari namun seseorang itu lebih
dulu menjambak rambut indahnya. Sebuah kebiasaan rutin Neji yang suka mengintip
err..mesum.
BRAKK
Tiba-tiba Rock Lee
terjatuh ke ruangan wanita.
“K..Kauuu..
iyeeeeeee” Tenten yang tak terima pakaiannya dipakai oleh Lee
Semua orang datang
untuk melihat keributan dan Hinata yang memukuli Lee dan Neji
“Kyaaa..” Ino
berteriak malu karena para laki-laki yang datang mendengar suara kegaduhan.
Sasuke menghentikan
aksi Hinata, padahal yang paling terakhir masuk dan kelihatan paling malas
adalah Sasuke, entah kenapa dia langsung menghalat wanita itu, Hinata. Wanita
yang tak pernah terjerat jurus flaming charismanya.
“Lepaskan aku,
baka .. apa yang kau lakukan Hahhh.. beraninya kau!! UCIHA?” perempatan
siku-siku di kepala Hinata sudah bermunculan menatap tajam pada sosok laki-laki
Uciha yang mengunci pergerakannya.
“Jika kau
memberontak akan ku cium” Perkataan Sasuke yang terlihat begitu santai dengan
senyuman khasnya membuat Hinata bergidik.
Ino yang
mendengarnya langsung pingsan. Tenten yang berada disamping Ino langsung
menangkapnya. Mengguncang tubuh sahabatnya agar bangun dari tidurnya.. (maksudnya
pingsannya).
Tiba-tiba Menma
menarik tangan Sakura.
“Akan ku antar kau
pulang.” Suara Menma memecah lamunan Sakura yang terlihat sedih melihat ke arah
Sasuke.
“E-eh..t..” Sakura
kini sudah dibawa Menma menjauh dari keributan.
Melihat Menma yang
mengacuhkannya, Hinata makin geram, Lee berlari. Cauji membubarkan kerumunan.
Melihat Hinata yang sudah tenang Sasuke akhirnya melepaskanya.
Hinata menatap
tajam kearah Sasuke. Nyali Sasuke hampir ciut karenanya.
Langkah kecil itu
semakin dekat, dan mendekat.
Tap Tap Tap
Sasuke mundur
selagkah demi selangkah.
“BAKAAAA..” Hanya
sebuah teriakan, teriakan keras yang hampir membuat gendang telinganya pecah.. Kemudian
Hinata mencengkram kerah Sasuke.
“Dengar sekali
lagi kau mengganggu ku, akan ku bunuh kau Uciha” Hinata melepaskan
cengkramannya.
Melihat langkah
Hinata yang menjauh Sasuke memberanikan diri.
Mengejar dan
mengambil legannya. Hinata menepisnya.
“Apa lagi?” Hinata
dengan nada malas.
“khe khe.. kau
kasar sekali. Besok Penyihir Kaguya akan datang ke Konoha. Dia akan mengadakan
ritual bola suci.”
“Jadi apa urusan
ku? Pergi saja sendiri” Hinata meninggalkan Sasuke
“Jika kau pergi
dengan ku, aku akan membantumu mendapatkan Menma.”
Perkataan Sasuke
membuat langkah Hinata terhenti.
“Baiklah”
Jawaban Hinata
membuat Sasuke menaikkan senyumannya.
Mitos mengatakan
jika datang bersama pasangan ke pemujaan bola suci Penyihir Kaguya maka
pasangan itu akan bersama selamanya.
xXx
Pemujaan Bola Suci
Disinilah Hinata
sekarang duduk bersama Uciha menyebalkan. Disamping mereka ada Menma yang
bersandar di bahu Sakura.
“Bessstt..” Hinata
memanggil Sasuke
“Sstt.. disini tak
boleh bicara” Sasuke menjelaskan, dan kembali focus pada ritual Kaguya.
“Besssttt..bessstt..
kau lihat itu mana janji mu baka..” Suara Hinata berbisik.
Pemujaan di tempat
terbuka, dengaan bola yang bersinar ditengahnya, Kaguya menari sebagai
pemujaan.
Melihat Menma yang
selalu melihat ke arah Sakura membuat Hinata sangat panas.
Hinata berdiri,
Sasuke berusaha menarik Hinata agar kembali duduk. Mata Hinata masih tertuju
kepada Menma.
Hinata menepis
tanga Sasuke lagi.
“Cukup aku mau
pulang”
“Tidak bisa..”
Sasuke memandang tak suka kepada Menma.
Adu mulut pun
terjadi.
Mata byakugan dan
saringan di jidatnya Kaguya aktif, melihat kearah mereka yang mengganggu
pemujaan.
Seperti
mengendalikan angin Kaguya terbang tepat di depan Hinata dan Sasuke.
Hinata memandang
tak suka, dia memang tak percaya dengan penyihir, yang dia tau adalah jurus dan
cakra.
“Penyihir heh..
jagan meghalangi ku, minggir kau……!@#$%^&*”
Sasuke berusaha
menutup mulut Hinata yang mengucap sumpah serapah.
Mereka yang berada
disana ketakutan, angin kencang dan langit yang menghitam.
Kaguya membacakan
mantra-mantranya. Tiba-tiba tubuh Hinata bercahaya.
xXx
Manshion Uciha
Pancaran sinar
matahari pagi menyilawaukan mata.
Hinata
mengerjap-ngerjapkan matanya. Sadar jika itu bukan kamarnya, membuatnya segera
bangun. Sasuke membuka pintu kamarnya.
“Kau sudah bangun,
baguslah..” Sasuke menaruh nampan berisi susu dan roti di meja.
“Apa yang kau
lakukan hah..? Kenapa aku bisa berada di disini? K- kau?? Besar..”
Mata byakugannya
memperlihatkan urat-urat disekitar mataya. Bersiap dengan kuda-kudanya, ketika
Sasuke semakin melangkah mendekat.
“Apa kau sudah
sadar sekarang? Hn?” Sasuke memincingkan matanya sambil menahan tawanya.
“Lihatlah cermin
disana.” Lanjutya
Mata Hinata
terbelalak tak percaya, dengan apa yang terjadi pada dirinya.
“IYEEEEeeeeeeeee” Teriakan
yang memekikkan telinga.
Perempuan ini
kemudian terisak menangis, melihat tubuhnya sekarang yang sudah mengecil
menjadi anak kecil berusia 9 tahun.
Itachi datang ke
kamar otoutonya suara teriakan Hinata terdengar di seluruh mansion Uciha.
“Apa yang
terjadi??”
“Ahahha.. tidak
apa-apa, adik kecil yang ku bawa kemarin sudah sadar”
“Oh.. aku harus
pergi sekarang, ada misi bayaran dari Hukage, kau harus secepatnya mencari tau
orang tuanya.” Itachi meninggalkan Sasuke dan Hinata.
“Ini tidak boleh
terjadi, bagaimana ini? Hiks..Apa yang harus ku lakukan, bagaimana jika Tou-san
tidak mengenalku… dan jika taupun tidak
boleh pasti akan di hukum berat” Didepan cermin sambil melihat bodynya
sekarang.
“Phfft..Hey.. kau
terlihat imut seperti ini, berhentilah memasang wajah cemberut”
“URUSAIII.. kau
harus membantu ku Uciha, kau yang membawa ku kesana, kau harus menemukan
Kaguya.. temukan temukan temukan…”
“Bahkan sifatmu
mulai menganak-nganak Hinata”
“Berhentilah sok
akrab Uciha” Aura membunuhnya tak berubah walau tubuhnya mengecil.
xXx
Ruang Hukage
“Apa maksud mu
Sasuke, dan siapa anak kecil manis ini? Hyuuga Hiashi hanya mempunyai satu anak
dan dia Hanabi, apa kau lupa?”
Jawaban Tsunade
membuat Sasuke dan Hinata bingung, semuanya tak mengenal Hinata lagi.
“Maksud ku dia
Hinata.. Hinata Hyuuga, kalian tak mengenalinya?” Sasuke kembali bertanya,
Hinata hanya diam menunduk tak satupun yang mengingatnya, termasuk ayahnya
sendiri.
“Sudahlah ayo kita
pulang.” Hinata menggapai tangan Sasuke, seperti anak kecil yang merengek bosan
dengan pembicaraan orang dewasa.
Seluruh
teman-temannya dan warga desa seperti kehilangan ingatan tentang Hinata.
Di Jalan Menuju Mansion Uciha
Hinata banyak
melamun. Sasuke mengambil tangan Hinata membawanya bersamanya.
“Tenanglah aku
akan berusaha menolongmu, kita akan mencari solusinya. Aku janji”
Sasuke berjongkok
dengan senyuman yang hangat. Melihat Sasuke yang memancarkan ketulusan Hinata
beusaha tersenyum. Senyuman yang amat manis hingga membuat semberut merah di
wajah Sasuke yang tepat berada di depannya.
“Terimakasih”
Hinata memeluk Sasuke. Baju sasuke basah, Hinata menangis Sasuke tau namun ia
membiarkannya saja.
“Baiklah saatnya
kita pulang, aku lapar. Heehe ..” Sasuke melengo secepat itukah dia melupakan
kesedihannya??
Namun beberapa
saat kemudian dia sadar dibajunya ada lendir..
Wajah tampannya
berubah jadi masam.
“Hinata.. Apa
ini?” Menunjuk sisi bajunya yang berlendir
“Oh itu,
gomen-gomen aku tak sengaja menaruh ingus di sana ^^ “
“HI – NA
-TAAAAAAA” Menggeretakkan giginya. Berakhir dengan Sasuke yang mengejar Hinata
dan kejar-kejaran (Masih ingat film Thailand First Kiss adegan berlari di
sekolahan. Ok.. dimirip-miripin aja hehe :v lupakan).
Mereka terlihat
senang, seperti tak terjadi apa-apa..
Sosok terlindung
kabut itu menghentikan mereka.
Kabut menghilang
menghadirkan sosok Kaguya yang berada di depan mereka.
Sasuke diam,
Hinata menghampiri Kaguya.
“Aku mohon, aku
tau yang ku lakukan waktu itu salah. Maafkan aku, tolong kembalikan aku ke
wujud ku semula” Hinata memohon.
“Tidak bisa”
“Nande?” Mata
Hinata berkaca-kaca, tertunduk lemas.
Sasuke ingin
menghampiri Hinata, namun Kaguya menghalaninya.
“Aku ingin
memberitahu mu, sekarang suara ku hanya bisa terdengar oleh mu Uciha…”
xXx
Sudah 3 hari
Hinata menjadi anak kecil. Dan tinggal di mansion Uciha.
Hinata sedang
bermain di taman bunga Uciha yang indah berlari mengejar kupu-kupu.
Sasuke yang
memperhatikannya.
“Tidak bisa terus
seperti ini, aku harus melakukan apa yang dikatakan Kaguya. Tapi jika berhasil,
bagaimana dengan ku. Mereka akan bersama selamanya. ArrrRRGGhhh”
Tiba-tiba
seseorang menepuk pundaknya.
“Kau harus
mengembalikannya, kau tak boleh menyukai anak kecil lalu menculiknya seperti
ini”
Dia Hinata baka
anaiki, kau tak mengingatnya ha??
Itachi hanya
geleng-geleng kepala. Sasuke yang merasa dirinya terlihat bodoh.
“Sudahlah.. kau
tak mengerti” Sasuke melenggang pergi.
Itaci berpikir,
‘Bagaimana caranya agar
otoutonya normal lagi dan tidak menyukai anak kecil seperti ini!’
xXx
Hari ke 4
“Hinata, hari ini
kau ikut dengan ku.”
“Eh? Kemana?”
“Menemui Menma,
..”
“Kyaaa.. Menma-kun
baiklah ^^ aku akan bersiap-siap”
Hinata berlari
menuju kamarnya merapikan rambutnya dan bergegas kelantai bawah mememui Sasuke.
“Ayo” Hinata
sumringah
“Kau terlihat
bersemangat sekali” Sasuke terlihat sedikit cemberut.
Di Taman Bermain
Sasuke berbicara
dengan Hinata di balik pagar sebelum masuk.
“Dengar.. ini
adalah misi mu, kau harus bisa membuat Menma melihat mu dan buat dia
mencintaimu. Jika kau ingin kembali ke tubuh mu semula”
Hinata mengangguk.
“Kau pasti bisa..”
Sasuke memberikan senyuman semangat
Hinata masuk dan
tertinggallah Sasuke di balik pagar sekarang sendirian, tertunduk.
“Seandainya orang
itu adalah aku Hinata, dan bukan Menma. “
Saat Sasuke pergi
Sakura memperhatikannya.
Sakura melihatnya,
namun tak ada keberanian untuk menyapanya.
Dikejauhan Sakura
mendengar seseorang meneriakkan namanya.
Menma dengan
seorang anak kecil bersamanya.
“Maafkan aku adik
kecil, tapi aku menyukai kaka cantik yang berada disana.”
Menma memanggil
Sakura.
“Hn, tak apa-apa.
Maafkan aku sudah mengganggu” Hinata melangkah menjauh
Hinata berpapasan
dengan Sakura ekspresi mereka yang sama.
xXx
Hinata mencari
Sasuke namun Sasuke sudah tidak ada.
“Kemana dia?”
Hinata mencari ke Mansion Uciha.
“Bukankah dia
keluar bersamamu Hinata-chan, Sasuke dia belum pulang. Aku pikir kal..” Hinata
sudah berlari meninggalkan Itachi mencari sasuke.
“Dasar anak kecil
jaman sekarang tak tau sopan santun” Itachi mengumpat.
Hinata sudah
berkeliling mencari Sasuke, entah kenapa kakinya ingin melangkah ke taman
bermain.
Hinata terbelalak,
Sasuke berkelahi dengan Menma.
Samar-samar Hinata
menengar percakapan mereka.
Bugh Bugh..
“Kau, kenapa kau
melakukan ini padanya hah?? Dia mencintai mu tulus,”
Menma membalas
pukulan Sasuke
Bugh Bugh..
“Aku tidak bisa,
kenapa tidak kau saja bukankah dari sifat mu sendiri sangat terlihat jelas kau
mencitainya hahh??”
BuGH
Kali ini pukulan
Sasuke,
“Kusso..jika saja yang
dipilihnya adalah aku, aku takkan sudi memberikannya kepadamu baka!!”
Butiran-butiran
bening itu terjatuh dari wajah tampannya.
Grepp
Seseorang memeluk
tubuh Sasuke dari belakang.
“Gomen..” Suara
Hinata kecil yang memeluk Sasuke
xXx
Taman
Masih belum ada
perubahan, Sasuke terus memperhatikan Hinata.
“Berhentilah
melihat ku seperti itu kau sudah seperti pedofil”
“Aww pelan-pelan
Hinata”
“Siapa suruh kau
berkelahi hn? Ketampanan mu sudah ditutup dengan plaster..”
Sasuke hanya
tersenyum
“Kenapa kau
tersenyum seperti itu?”
“Barusan kau
mengakui ku tampan kan? Tak apa mengaku saja”
“Baka..” Hinata
terkekeh
xXx
Cahaya terang
menyilaukan mata, Sasuke dan Hinata terbaring di taman.
Sayup-sayup Hinata
mendengar suara yang memanggilnya
“Hinata-chan? Hinata-chan..” Tenten menggucang-guncang tubuh Hinata
(kayaknya disini
hobby Tenten mengguncang badan orang pingsan :v ok forget)
Mengerjap-ngerjapkan
matanya, Hinata kini terbangun.
“Yokatta.
Hinata-chan akhirnya kau sudah sadar” Tenten berhenti mengguncang badan Hinata.
“Kau mengenali
ku?” kata itu yang pertama kali terucap dibibirnya.
Tenten, Ino dan
Sakura saling berpandangan..
“Kalian mengingat
ku?”
“Ne Hinata-chan
kau sakit?” Ino mengarahkan tangannya ke jidat Hinata
Namun Hinata
teringat sesuatu.
“Dimana Sasuke?”
“Anoo.. Sasuke ada
di sana” Ino menunjuk gerumbungan laki-laki dan disana terbaring Sasuke tak
sadarkan diri.
“Sasuke..” Hinata
bangkit masuk diantara gerumbungan para laki-laki itu.
Melihat Sasuke
yang tak sadar, Hinata mecoba mendngarkan detak jantung Sasuke.
Hinata terlihat
sangat panic melihat Sasuke yang tak juga sadar.
“Sasuke-kun ku
mohon bangun lah, hiks hiks”
“Apa yang harus ku
lakukan, ku mohon..Jangan mati.. Hiks“
“Aku belum sempat
mengatakan aku juga mencintai mu hiks’..”
“Benarkah, aku
sangat-sangat mencintai mu Hinata-chan “
“Eh??” Hinata
mendorong tubuh Sasuke.
“Ittai
Hinata-chan”
Jangan ditanya
teman-teman mereka yang sedang bergerumbung berbisik.
‘Bukankah mereka
bermusuhan?’
‘Mungkinkah kepala
Hinata terjedot pintu’
‘Mungkin Hinata
hilang ingatan?’
‘Apa mereka
jadian?’
Pertanyaan mistery
xXx
“Kenapa kau jadi
kasar begitu, jika tau seperti ini aku tak mau cepat-cepat sadar”
“Baka, aku tadi
hanya acting” Hinata berpaling mengusap airmatanya.
.
.
Semuanya sudah
kembali seperti sedia kala, namun ada yang berbeda.
-=Kau
menyadarkan ku, membuktikan jika kau lah yang terbaik Uciha=-
.
-=Aku
tak peduli meski kau menjadi anak kecil, aku tak bisa menyembunyikannya Hinata.
Aku mencintai mu=-
OWARI
Gomen kalo jelek,
silahkan komen-komen!!
Bonus pic